Di tengah perubahan zaman yang
semakin masif, tatanan
sosial mengalami pergeseran.
Simpati serta kedermawanan semakin banyak diuji,
kepedulian antar sesama lebih bertajuk untung rugi
dan kehidupan sosial lebih mengutamakan kepentingan
pribadi.
Hasilnya bisa kita lihat di negeri ini. Orang kaya sibuk
dengan dirinya sendiri, orang miskin saling sikut demi mengais
sepeser rezeki.
Rasa serakah terlihat dengan banyaknya kasus
korupsi, menghalalkan segara cara menjadi jalan instan meraih
ambisi meski harus membunuh saudara sendiri.
Ironi negeri ini.
Lalu,
masihkah ada orang baik?
Orang baik masih cukup banyak di tengah keterpurukan mental
negeri ini.
Masih banyak sekolah negeri, swasta atau pesantren
mengajarkan budi pekerti yang baik dan membekali siswanya
dengan agama.
Akan tetapi menjadi orang baik saja tidak cukup
untuk mengubah kondisi negeri ini.
Rasullullah
saw telah memberi gambaran bagaimanakah
orang
baik itu.
Beliau bersabda, “Sebaik-baiknya
manusia adalah
berakhlak
mulia dan bermanfaat bagi sesama manusia”.
Rasullullah saw menjelaskan siapakah sebaik-baiknya manusia dalam
hadist
tersebut.
Maka sudah jelas, berakhlak mulia saja tidak cukup
untuk menjadi sebaik-baiknya manusia.
Akan tetapi iikut andil dari kepedulian orang yang berakhlak mulia
terhadap sesama dan
mampu menciptakan perubahan yang bermanfaat menjadikan ia
sebaik-baiknya
manusia (Khoirunnas).
Khoirunnas Ia ibarat pohon rindang yang memberikan
keteduhan bagi siapa saja yang berada di bawahnya.
Kehadirannya memberi manfaat untuk sesama.
Banyak sosok seperti perumpamaan ini bertebaran di pelosok daerah
terpencil. Pada
edisi kali ini redaksi Suara Dakwah dan Kemanusiaan mencoba
mengupas pentingnya pemberdayaan kaum Dhu’afa’ menuju Kemandirian yang
berkelanjutan.
Tentunya dengan ulasan ini mampu memberikan inovasi baru dan
mengentuk pintu-pintu hati para dermawan untuk ikut berbagi
memikirkan,mendonasikan harta terbaiknya yang telah dititipkan oleh Tuhan yang
maha Kuasa.
Semoga Allah senantiasa memberikan
kemudahan bagi kita semua.Amin
Editor
:Agus Sholeh
Penulis
: Mortamin Syah